Monday, January 11, 2016

MANUSIA dan CINTA KASIH

A. Pengertian Cinta Kasih
Cinta adalah rasa sangat suka (kepada) atau (rasa) sayang (kepada), ataupun (rasa) sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih artinya perasaan sayang atau cinta kepada atau menaruh belas kasihan. Dengan pengertian cinta dan kasih menurut kamus umum bahasa Indonesia karya W.J.S. Poerwadarminta tersebut, arti cinta dan kasih hampir bersamaan, sehingga kata kasih dapat memperkuat rasa cinta. Oleh karena itu, cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan. Walaupun cinta kasih mengandung arti yang hampir bersamaan, namun terdapat perbedaan diantara keduanya. Cinta lebih mengandung pengertian mendalamnya rasa, sedangkan kasih lebih keluarnya; dengan kata lain bersumber dari cinta yang mendalam itulah kasih dapat diwujudkan secara nyata. 

Dr. Sarlito W. Sarwono mengatakan bahwa cinta memiliki 3 unsur, yaitu keterikatan, keintiman, dan kemesraan. Keterikatan adalah adanya perasaan untuk hanya bersama dia, segala prioritas untuk dia. Sedangkan keintiman adalah adanya kebiasaan-kebiasaan dan tingkah laku yang Anda dan dia tunjukan tidak ada jarak lagi, makan minum satu piring tanpa rasa risih, pinjam meminjam baju, saling memakai uang tanpa merasa berhutang, tidak menyimpan perasaan satu sama lain, dll. Dan kemesraan adalah adanya perasaan ingin membelai dan dibelai, rasa kangen jika jauh atau lama tidak bertemu, adanya ucapan-ucapan yang mengungkapkan rasa sayang, dll. Hubungan antara ketiga unsur tersebut dapat dilihat seperti gambar berikut ini yang dinamakan dengan segitiga cinta.

Image result for manusia dan cinta kasih pdf

B. Tingkatan Cinta
Di dalam kitab suci Al-Qur'an, ditemui adanya fenomena cinta yang bersembunyi di jiwa manusia. Cinta memiliki 3 tingkatan, diantaranya: tinggi, menengah, dan rendah. Cinta tingkatan tertinggi adalah cinta kepada Allah. Cinta tingkat menengah adalah cinta kepada orangtua, saudara, anak, suami/istri dan kerabat. Sedangkan cinta tingkat terendah adalah cinta yang lebih mengutamakan cinta keluarga, kerabat, harta dan tempat tinggal.

C. Cinta Menurut Ajaran Agama
Dalam kehidupan manusia, cinta menampakkan diri dalam berbagai bentuk. Kadang-kadang seseorang mencintai dirinya sendiri. Kadang-kadang mencintai orang lain. Atau juga istri/suami dan anaknya, Rasulnya, dan Allah. Berbagai bentuk cinta ini dapat kita lihat dalam Al-Qur'an.

Cinta Diri
Cinta diri erat kaitannya dengan dorongan menjaga diri. Manusia senang untuk tetap hidup, mengembangkan potensi dirinya, dan mengaktualisasikan dirinya. Ia mencintai segala yang mendatangkan kebaikan pada dirinya, dan ia membenci segalanya yang mendatangkan kesulitan pada dirinya. Namun hendaknya cinta manusia pada dirinya sendiri janganlah terlalu berlebihan dan melewati batas. Sepatutnya cinta pada diri sendiri diimbangin dengan cinta kepada orang lain dan cinta berbuat kebajikan kepada mereka.

Cinta Kepada Sesama Manusia
Agar manusia dapat hidup dengan keharmonisan dan keserasian satu sama lain, ia harus membatasi cinta pada dirinya sendiri dan egoisme. Ia harus menyeimbangkan cintanya itu dengan cinta dan kasih sayang kepada orang lain, bekerja sama dan memberi bantuan kepada orang lain. Oleh karena itu, Allah ketika memberi isyarat tentang kecintaan manusia kepada dirinya sendiri, seperti yang tampak pada keluh kesahnya apabila ia tertimpa kesusahan dan usahanya yang terus menerus untuk memperoleh kebaikan serta kebakhilannya dalam memberikan sebagian karunia yang diperolehnya, setelah itu Allah langsung memberi pujian kepada orang-orang yang berusaha untuk tidak berlebihan dalam mencintai dirinya sendiri. Keimanan yang demikian akan bisa menyeimbangkan antara cintanya kepada diri sendiri dengan cinta kepada orang lain, dan akan bisa merealisasikan kebaikan individu dan masyarakat. 

Cinta Kepada Allah
Cinta yang ikhlas dari manusia kepada Allah akan membuat cinta itu kekuatan pendorong yang mengarahkannya dalam kehidupan. Cinta ini pun yang akan membuat manusia cinta kepada sesama manusia, hewan dan semua ciptaan Allah. Sebab dalam pandangannya, semua wujud yang ada di sekelilingnya mempunyai manifestasi dari Tuhannya yang membangkitkan kerinduan-kerinduan spiritualnya.

Cinta Kepada Rasul
Cinta kepada Rasul ini memiliki kekuatan cinta yang kedua setelah cinta kepada Allah. Ini dikarenakan Rasul merupakan ideal sempurna bagi manusia baik dalam tingkah laku, moral, maupun berbagai sifat luhur lainnya. 

sumber:

Sunday, January 3, 2016

MANUSIA dan PANDANGAN HIDUP.


A.  Pengertian Pandangan Hidup
Pandangan hidup dapat diartikan sebagai pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, dan petunjuk hidup di dunia. Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya. 

Yang dimaksud dengan pandangan hidup manusia adalah bagaimana manusia memandang kehidupan atau bagaimana manusia memiliki konsep akan kehidupan. Setiap manusia memiliki pandangan hidup yang berbeda-beda. Bahkan pandangan hidup manusia juga dapat berubah-ubah seiring perjalanan hidupnya.  Maka dari itu, pandangan hidup bukanlah timbul dari proses yang begitu saja melainkan memerlukan proses dengan waktu yang lama dan terus-menerus.

Pandangan hidup dapat diklasifikasikan berdasarkan asalnya, diantaranya:

1. Pandangan hidup berasal dari agama 
Pandangan hidup yang berasal dari agama adalah pandangan hidup yang mutlak karena pandangan hidup yang berasal dari agama itu lahirnya berasal sejak kita lahir dan biasanya menurun dari orang tua, namun adapula anak dan orangtua berbeda pandangan.

Contoh: ada orang yang menyimpang dari pandangan hidup agama maka masyarakat disekitar akan berusaha memberikan sanksi dengan cara memberikan sikap yang menegur kalau perbuatan yang dilakukan salah

2. Pandangan hidup berdasarkan ideologi
Pandangan hidup berdasarkan ideologi merupakan pandangan hidup yang disesuaikan dengan tempat dimana manusia itu tinggal. 

Contoh: negara Indonesia memiliki ideologi pancasila maka warga Indonesia pun harus menganut kepada pancasila sebagai ideologi negara, apabila ada warga yang tidak menganut ideologi pancasila maka akan dikucilkan dalam masyarakat. Begitu pula dengan negara lain yang mempunyai ideologi negara masing-masing.

3. Pandangan hidup yang berasal dari renungan
Dalam pandangan hidup yang berasal dari renungan biasanya terjadi konflik pada diri sendiri karena pandangan hidup yang berasal dari renungan merupakan upaya memperbaiki pandangan hidup kita sebelum direnungkan.

Contoh: ketika seseorang pandangan hidupnya berbeda dengan orang lain maka orang itu cenderung merenungi apakah cara pandangnya benar atau salah dan dapat diterima atau tidaknya di dalam masyarakat, dan biasanya hal seperti ini apabila terus-menerus dapat membuat seseorang merubah cara pandang hidupnya menyesuaikan dengan lingkungan sekitar.


B.  Unsur-unsur Pandangan Hidup

1. Cita-Cita
Cita-cita adalah pandangan masa depan dan pandangan hidup di masa yang akan datang. Cita-cita juga bisa dibilang merupakan keinginan dan tujuan hidup kita. Apabila cita-cita itu tidak mungkin atau belum mungkin terpenuhi itu disebut dengan angan-angan. Ada tiga faktor yang mempengaruhi dapat atau tidaknya manusia mencapai cita-citanya, diantaranya faktor dari keras atau tidaknya usaha dari manusia itu sendiri, faktor kondisi yang menguntungkan atau malah menghambat manusia untuk mencapai cita-cita nya, dan faktor terlalu tingginya cita-cita tanpa diiringi oleh kemampuan.


2. Kebajikan
Kebajikan atau kebaikan atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakekatnya sama dengan perbuatan moral. Kebajikan merupakan suatu perbuatan yang mendatangkan kesenangan bagi diri sendiri maupun orang lain. Kebajikan dapat dilihat dari tiga segi, yaitu:
a. Manusia sebagai pribadi; dapat menentukan baik buruk. Yang menentukan baik buruk itu adalah 
   suara hati. Suara hati bisikan dalam hati untuk menimbang perbuatan baik atau tidak. Jadi, suara
   hati itu merupakan hakim terhadap diri sendiri. Suara hati sebenarnya telah memilih yang baik, 
   namun manusia sering kali tidak mau mendengarkannya.
b. Manusia sebagai anggota masyarakat; yang menentukan baik buruk adalah suara hati masyarakat.
    Suara hati manusia adalah baik, tetapi belum tentu suara hati masyarakat menganggap baik.
c. Manusia sebagai makhluk Tuhan; melakukan apa yang diperintahkan-Nya dan menjauhi segala 
    larangan-Nya.

3. Usaha
Usaha adalah kerja keras untuk mewujudkan cita-cita. Setiap manusia harus berusaha dalam hidupnya untuk melanjutkan kehidupannya. Sebagian besar dari hidup manusia adalah usaha dan perjuangan. Jika seseorang ingin menjadi kaya, maka ia harus kerja keras. Jika seseorang ingin pintar, maka ia harus rajin belajar. Kerja keras dapat dilakukan dengan otak (ilmu) maupun tenaga (jasmani) ataupun dengan keduanya. Tanpa usaha / perjuangan, manusia tidak dapat hidup sempurna.

4. Keyakinan atau Kepercayaan 
Keyakinan yang menjadi dasar pandangan hidup berasal dari akal atau kekuasaan Tuhan. Ada tiga aliran kepercayaan, yaitu:
- aliran naturalisme, dasar aliran ini adalah kekuatan ghaib, berintikan spekulasi mungkin ada Tuhan 
  mungkin juga tidak.
- aliran intelektualisme, dasar aliran ini adalah logika/akal, apabila dihubungkan dengan pandangan 
  hidup maka keyakinan itu berasal dari akal.
- aliran gabungan, dasar aliran ini adalah perbuatan yang ghaib dan akal.

C. Langkah-langkah Berpandangan Hidup Baik
1. Mengenal
2. Mengerti
3. Mengkhayati
4. Meyakini
5. Mengabdi
6. Mengamankan

sumber: