Monday, November 6, 2017

REVIEW JURNAL METODE PENELITIAN




PERANCANGAN MODEL REDUKSI EMISI GAS RUMAH KACA DARI INDUSTRI BIODISEL KELAPA SAWIT

PENDAHULUAN
                 Salah satu produk turunan dari minyak sawit yang mempunyai potensi besar di pasar internasional adalah biodisel (methyl ester). Pada tahun 2000 – 2009 telah terjadi peningkatan produksi biodiesel  dari 0,8 menjadi 14,7 milyar liter. Pertumbuhan yang cepat tersebut sangat dipengaruhi oleh intervensi pemerintah dengan berbagai kebijakan.
          Beberapa negara tujuan import biodiesel kelapa sawit telah menetapkan pengurangan emisi gas rumah kaca dari proses produksi industri biodiesel kelapa sawit sebagai salah satu standar yang harus dipenuhi oleh negara eksportir. Pemerintah Amerika Serikat telah menetapkan standar pengurangan emisi siklus hidup gas rumah kaca (reduction in lifecycle GHG emissions) sebesar 20 % untuk bahan bakar yang terbarukan (renewable fuel), 50% untuk diesel yang diproduksi dari biomasa (biomass-based diesel or advanced biofuel), dan 60% untuk bahan bakar yang diproduksi dari selulos  (cellulosic biofuel). Uni Eropa mensyaratkan pengurangan emisi gas rumah kaca dari bahan bakar nabati sebesar 35 %.
                Salah satu dampak lingkungan yang dikaji dalam metode yang popular digunakan untuk menghitung dampak lingkungan dari suatu produk atau sering disebut juga dengan pengkajian siklus hidup (Life Cycle Assessment = LCA) adalah emisi gas rumah kaca. Metode LCA sangat baik untuk memberikan informasi dampak lingkungan yang menyeluruh dan mampu menganalisis struktur yang kompleks. Kelemahan LCA adalah sifatnya yang statis  atau linear, sehingga tidak akan menggambarkan aspek dinamika waktu dan ketidakpastian yang dihadapi dalam pengukuran emisi gas rumah kaca, yang  berupa ketidakpastian perubahan penggunaan lahan dan amortisasinya seiring dengan perubahan waktu, emisi nitrogen (N) karena penetapan kadar pupuk yang tepat, dan perubahan ekonomi terkait dengan pasar bahan baku biodiesel di pasar internasional. Metode sistem dinamis dapat digunakan untuk memperbaiki sifat statis dari LCA karena sistem dinamis mampu secara baik menggambakan perilaku sistem yang komplek sejalan dengan perubahan waktu.
            Perbaikan LCA di tingkat industri dilakukan dengan mengembangkan model yang menggabungkan antara model industri yang memperhatikan aspek spasial (industrial models with spatially explicit) dan model ekosistem yang memperhatikan aspek lokasi dan dinamikanya (dynamic and  site-specific ecosystem models), serta dengan memodelkan keterkaitan antar sektor terkait dengan rantai pasok biodiesel. Pemodelan sistem dinamis ini mencakup aspek budidaya, pengangkutan, pemrosesan, distribusi dan pemanfaatannya.
            Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang model LCA menggunakan dinamika sistem. Model sistem dinamis ini digunakan untuk melakukan simulasi emisi gas rumah kaca dari industri biodiesel kelapa sawit dari tahun 2014-2020 melalui penerapan beberapa teknologi untuk mengurangi emisi tersebut. 
           
METODE PENELITIAN
            Penelitian ini menggunakan metodologi sistem dinamis, yaitu metode efektif yang terkait dengan perubahan waku atau interaksi dinamis dari komponen-komponen dalam sistem yang rumit. Sistem dinamis dikembangkan oleh Professor Jay Forrester dari The Sloan School of Management pada tahun 1960-an.
            Indentifikasi model pada model ini dilakukan dengan melakukan sintesis terhadap literatur dan kebijakan pengurangan emisi gas rumah kaca. Berdasarkan indentifikasi spesifikasi model, perancangan modelnya disusun model mental yang direpresentasikan ke dalam diagram sebab akibat (causal loop diagram) dimana diagram tersebut akan memberikan pemahaman hubungan antara elemen-elemen sistem dalam rangka merancang dan mengontrol kondisi yang diinginkan dimasa depan. Diagram ini akan disusun dengan sifat kualitatif yaitu diagram stok-aliran (stock flow diagram) dan penentuan rumus laju perubahan (differential equation).
            Data yang dibutuhkan dalam pengembangan model ini adalah data aktivitas yang berpotensi menimbulkan emisi GRK dan faktor emisinya untuk masing-masing sub model diantaranya adalah Sub Model Budidaya TBS (perubahan lahan, perkebunan sawit, benih dan pembibitan, produksi kelapa sawit,pemupukan, dan konsumsi bahan bakar); Sub Model Produksi Biodisel (input material, produk utama dan produk sampingan dari PKS, refineri,         transterifikasi dan pencampuran biodiesel); Sub Model Emisi GRK (faktor emisi material, energi dan bahan kimia pada proses produksi TBS, produksi CPO, RPO, biodisel dan pencampuran biodiesel); Sub Model Transportasi (produksi yang diangkut, jumlah sarana angkut, dan konsumsi per sarana, jarak); Sub Model Teknologi Reduksi ( jenis teknologi, varian teknologi dan spesifikasi teknologi terkait dengan emisi GRK).
           
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Identifikasi Model
1.         Model pengurangan emisi gas rumah kaca yang disusun merupakan model LCA yang menggunakan dinamika sistem. Integrasi LCA dengan sistem dinamis disebut dengan model sistem dinamis siklus hidup (System Dynamic Life Cycle Model = SDLCM)
2.         Penyusunan model ini diarahkan untuk menghitung pengurangan emisi gas rumah kaca dari industri biodiesel kelapa sawit dan untuk memprediksi reduksi GRK melalui penerapan teknologi reduksi emisi gas rumah kaca      
3.         Tahun simulasi hingga 2020 dan model ini didesain mempunyai lingkup dari budidaya kelapa sawit sampai produksi biodiesel.

Model Sistem Dinamis Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca


Rancangan model sistem dinamis pengurangan emisi GRK diwujudkan dalam dua macam diagram, yaitu diagram sebab akibat yang bersifat kualitatif (gambar 1) yang dibuat untuk menggambarkan komponen-komponen sistem dan keterkaitannya serta digunakan untuk menunjukkan batasan model; dan diagram stok-aliran yang bersifat kuantitatif (gambar 2) yang digunakan untuk melakukan simulasi pengurangan emisi GRK dan biaya mitigasi dengan berbagai pilihan adopsi teknologi-teknologi untuk mengurangi emisi GRK.


Validasi Model
Validasi model dilakukan dengan membandingkan hasil simulasi model ini dengan data perhitungan dari studi sejenis. Berikut merupakan perbandingan perhitungan dari model.


Selanjutnya model ini diarahkan untuk memprediksi reduksi emisi GRK dari industri biodisel kelapa sawit. Perbandingan prediksi dengan model SDLCM dengan standar EPA dan Uni Eropa (EU) disajikan dalam gambar berikut.


Simulasi Reduksi Emisi GRK Melalui Penerapan Beberapa Teknologi
Model SDLCM yang telah divalidasi, selanjutnya digunakan untuk melakukan simulasi reduksi emisi GRK melalui penerapan beberapa teknologi untuk mewakili setiap proses produksi biodiesel, baik pada saat budidaya, produksi dan penggunaan untuk transportasi. Hasil simulasi reduksi emisi GRK dengan penerapan penerapan teknologi tersebut disajikan dalam gambar berikut.


           
KESIMPULAN
            Penyusunan model SDLCM yang menggunakan sistem dinamis dapat lebih menggambarkan dan memprediksi emisi GRK, reduksi emisi dan penurunan emisi GRK dengan berbagai skenario penerapan teknologi reduksi GRK secara dinamis dari waktu ke waktu. Hasil prediksi penurunan emisi GRK menunjukkan bahwa hampir di setiap tahunnya reduksi emisi tersebut dapat memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa.

SARAN
            Model SDLCM ini baru hanya mampu melakukan simulasi penurunan emisi GRK dengan berbagai skenario penerapan teknologi. Model ini disarankan untuk dilengkapi dengan prediksi biaya mitigasi (mitigation cost) sehingga dapat dilakukan pemilihan teknologi yang tepat baik dari segi kemampuan menurunkan emisi GRK dan biaya yang dikeluarkan untuk penurunan tersebut. 


Sumber:  http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnaltin/article/view/14614

No comments:

Post a Comment